Saturday, February 19, 2011

Jurnal Mimpi - 19Feb2011 - Ketakutan

Jurnal Mimpi, 19 Februari 2011 : Ketakutan

Saya sedang liburan, sepertinya sih begitu. 
"Mas Rizki, ini kunci kamarnya...". Resepsionis itu tersenyum (dan saya lupa wajahnya seperti apa).

Penginapan tempat saya menginap rasanya tidak luas. Setelah tempat resepsionis hanya ada lorong lurus tanpa belokan. Saya tidak tahu kamar nomor berapa yang akan saya tuju namun saya hanya mengikuti kemana kaki ini melangkah.

Dan sampailah saya di ujung lorong. Di kamar yang tak bernomor.

Saya masuk ke dalam kamar dan memandang ruangan dengan seksama. Hanya ada tempat tidur, lemari kecil dan jendela kecil di pojok ruangan. The rest are empty spaces. Suasana ruangan berubah mencekam dan saya tidak tahu kenapa.

Merasa ada sesuatu yang aneh saya berlari ke arah pintu dan buru-buru untuk menutupnya. Sesaat sebelum pintu itu menutup, saya melihat sesuatu di ujung lorong. Saya tidak tahu apa itu namun yang jelas dia melihat saya. 

Seketika itu juga saya merasa terancam. Entah mengapa saya tahu dia akan mencari saya. Memburu saya. Dan walaupun pintu sudah tertutup saya tidak aman.

KUNCI! 

Ya, kunci! Dimana kunci yang tadi diberikan oleh resepsionis itu. Tidak ada. Kunci itu hilang.

Saya berlari ke arah lemari kecil disebelah pintu dan menggesernya hingga menutupi pintu.Tapi entah mengapa saya belum merasa aman. Saya harus keluar dari kamar ini dan jalan satu-satunya adalah lewat jendela kecil di pojok ruangan. 

Sebelum keluar melalui jendela, saya meraih Blackberry saya dan melihat untuk terakhir kalinya lagi ke arah pintu. Lemari itu hilang dan pintu masih tertutup. I know it's time for me to get the hell out of here. 

Saya lompat dan saya sedang beruntung karena tepat dibawah jendela masih ada tempat yang kokoh sebagai landasan untuk berpijak. Apakah saya harus diam disini? Tidak. Saya harus keluar dari penginapan ini. Saya menengok ke arah kanan, ada bangunan lain disitu. Ada jendela dan samar-samar saya melihat ada seseorang di balik jendela itu. Saya bisa meminta tolong dia untuk memanggil polisi.

Bergegas saya melompat dan mendarat dengan baik di bawah jendela. 

Saya memanjat dan berhasil masuk lewat jendela itu. Saya kaget. I know this place. I have been to this place before. Wangi ruangannya sudah tidak asing lagi bagi saya.

Dan, saya tahu siapa orang yang ada di dalam ruangan itu. Wajah yang sudah lama ingin saya temui. 

Kami berdua berpelukan. 

Please, jangan pergi lagi. Aku mendengar suaraku sendiri bergema dalam ruangan itu. 

Ruangan ini pudar, berubah menjadi suatu ruangan lain, ruangan yang tidak aku kenali. 

Dan wajah yang selama ini saya rindukan berubah menjadi sesuatu yang asing. 

Saat itu, saya  tahu saya merasa tidak aman lagi.

Fin.

No comments: